Selasa, 30 November 2010

Tugas : stratifikasi sosial.....

nama : Baskoro Adhi Nugroho
kelas : 1ID03
NPM : 31410334

pertanyaaannn :  "jelaskan tentang strafikasi sosial di masyarakat"


JAWAB :

           Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).


Pengertian : 


           Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosialP.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber.



Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial




           Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut. : 


Ukuran kekayaan


             Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, pa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
==== Ukuran kekuasaan dan wewenang ====Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.


Ukuran kehormatan


           Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.


Ukuran ilmu pengetahuan


           Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.




Sifat Sistem Lapisan Masyarakat

1. Sistem Tertutup (closed social stratification)

tidak memungkinkan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan lainnya (atas maupun bawah). Satu-satunya jalan adalah adalah melalui kelahiran.
Contoh Sistem tertutup terlihat pada masyarakat India yang berkasta. Atau di dalam masyarakat yang feodal, atau masyarakat di mana lapisannya ter¬gantung pada perbedaan-perbedaan rasial. Apabila ditelaah pada masyarakat India, sistem lapisan di sana sangat kaku clan menjelma dalam diri kasta¬-kasta. Kasta di India mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu :
1) Keanggotaan pada kasta diperoleh karena kewarisan/kelahiran. Anak yang lahir memperoleh kedudukan orang tuanya.
2) Keanggotaan yang diwariskan tadi berlaku seumur hidup, oleh karena seseorang tak mungkin mengubah kedudukannya, kecuali bila ia dike¬luarkan dari kastanya.
3) Perkawinan bersifat endogam, artinya harus dipilih dari orang yang sekasta.
4) Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya bersifat terbatas.
5) Kesadaran pada keanQgotaan suatu kasta yang tertentu, terutama nyata dari nama kasta, identifikasi anggota pada kastanya, penyesuaian diri yang ketat terhadap norma-norma kasta clan lain sebagainya.
6) Kasta diikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional ditetapkan.
7) Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.
Contoh lain sistem lapisan tertutup terjadi di Amerika Serikat, di mana terdapat pemisahan yang tajam antara golongan kulit putih dengan golongan kulit berwarna terutama orang-orang Negro. Sistem tersebut di¬kenal dengan segregation yang sebenarnya tak berbeda- jauh dengan sistem apartheid yang memisahkan golongan kulit putih dengan golongan asli (pribumi) di Uni Afrika Selatan.
Sistem lapisan yang tertutup, dalam batas-batas tertentu, juga dijumpai pada masyarakat Bali. Menurut kitab-kitab suci orang Bali, masyarakat ter¬bagi dalam empat lapisan, yaitu Brahmana, Satria, Vesia clan Sudra.' Ketiga lapisan pertama biasa disebut triwangsa sedangkan lapisan terakhir disebut jaba yang merupakan lapisan dengan jumlah warga terbanyak. Keempat lapisan tersebut terbagi lagi dalam lapisan-lapisan khusus. Biasanya orang-¬orang mengetahui dari gelar seseorang, ke dalam kasta mana dia tergolong, gelar-gelar tersebut diwariskan menurut garis keturunan laki-laki yang se¬pihak patrilineal adalah Ida Bagus, Tjokorda, Dewa, Ngahan, Bagus, I Gusti, Gusti. Gelar pertama adalah gelar orang Brahmana, gelar kedua sampai de¬ngan keempat bagi orang-orang Satria, sedangkan yang kelima dan keenam berlaku bagi orang-orang Vaicya. Orang-orang Sudra juga memakai gelar¬ seperti Pande, Kbon, Pasek dan selanjutnya. Dahulu kala gelar terse¬but berhubungan erat dengan pekerjaan orang-orang yang bersangkutan. Walaupun gelar tersebut tidak memisahkan golongan-golongan secara ketat, tetapi sangat penting bagi sopan santun pergaulan. Disamping itu hukum adat juga menetapkan hak-hak bagi si pemakai gelar, misalnya, dalam memakai tanda-tanda, perhiasan-perhiasan, pakaian tertentu dan lain-lain. Kehidupan sistem kasta di Bali umumnya terlihat jelas dalam hubungan perkawinan. Seorang gadis suatu kasta tertentu, umumnya dilarang bersu¬amikan seseorang dari kasta yang lebih rendah.

2. Sistem Terbuka (open social stratification)

setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan atau yang tidak beruntung turun lapisan. Pada umumnya sistem terbuka ini memberi perangsang yang lebih besar kepada setiap anggota masyarakat untuk dijadikan landasan pembangunan masydrakat dari ada sistem yang tertutup.



 Kelas Sosial

            Adalah semua orang atau keluarga yang sadar akan kedudukannya di dalam suatu lapisan serta diketahui dan diakui oleh masyarakat. Kurt B. Mayer berpendapat istilah kelas hanya untuk lapisan yang bersandarkan atas unsur2 ekonomis sedangkan lapisan yang berdasarkan kehormatan kemasyarakatan dinamakan kelompok kedudukan (status group).
Max Weber membedakan antara dasar2 ekonomis dan dasar2 kedudukan sosial akan tetapi menggunakan istilah kelas bagi semua lapisan. Golongan yang mendapatkan kehormatan khusus dari masyarakat dinamakan stand.
           Joseph Schumpeter mengatakan bahwa terbentuknya kelas dalam masyarakat karena diperlukan untuk menyesuaikan masyarakat dengan keperluan2 nyata, akan tetapi makna kelas dan gejala2 kemasyarakatan lainnya hanya dapat dimengerti dengan benar apabila diketahui riwayat terjadinya. Kelas menyediakan kesempatan atau fasilitas2 hidup tertentu (life chance).





Ukuran yang mendasari Pelapisan : 

Ukuran kekayaan (material)
• Ukuran kekuasaan
• Ukuran kehormatan
• Ukuran ilmu pengetahuan





Gerak Sosial (Social Mobility)

               Adalah gerak dalam struktur sosial, yaitu pola yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat2 hubungan antara individu dalam kelompok itu dan hubungan antara individu dengan kelompoknya
Tipe gerak sosial yaitu : (1) vertikal Vertikal perpindahan obyek sosial /individu dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat (naik/turun); dan (2) horisontal

Prinsip Umum gerak sosial :


• Hampir tak ada masyarakat dengan sistem lapisan yang tertutup secara mutlak
• Betapapun terbukanya sistem lapisan dalam masyarakat tak mungkin gerak sosial vertikal dilakukan dengan bebas, akan ada hambatan
• Gerak sosial vertikal yang umum berlaku bagi semua masyarakat tak ada. Semua masyarakat mempunyai ciri2 khas bagi gerak sosial vertikal
• Laju gerak sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor2 ekonomi, politik, serta pekerjaan berbeda
• Tak ada kecenderungan yang kontinu perihal bertambah atau berkurangnya laju gerak sosial.
Saluran gerak sosial yang penting adalah angkatan bersenjata, sekolah, organisasi politik, ekonomi, dan keahlian dalam pelaksanaan gerak sosial vertikal di masyarakat. Sistem lapisan masyarakat sulit dihindari karena merupakan pemecahan persoalan yang dihadapi masyarakat yaitu penempatan individu dalam tempat2 yang tersedia dalam struktur sosial dan mendorongnya agar melaksanakan kewajiabn yang sesuai dengan kedudukan dan peranannya.





Perlunya Sistem lapisan Masyarakat

            
  Manusia pada umumnya bercita-cita agar ada perbedaan kedudukan dan peranan dalam masyarakat. Akan tetapi cita-cita tersebut selalu akan ter¬tumbuk pada kenyataan yang berlainan. Setiap masyarakat harus menem¬patkan individu-individu pada tempat-tempat tertentu dalam struktur sosial dan mendorong mereka untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya seba¬gai akibat penempatan tersebut. Dengan demikian masyarakat menghadapi dua persoalan, pertama menempatkan individu-individu tersebut dan kedua mendorong agar mereka melaksanakan kewajibannya.
Apabila semua kewajiban selalu sesuai dengan keinginan si individu, dan sesuai pula dengan kemampuan-kemampuannya dan seterusnya, maka persoalannya tak akan terlalu sulit untuk dilaksanakan. Tetapi kenyataan tidaklah demikian. Kedudukan dan peranan tertentu sering memerlukan ke¬mampuan dan latihan-latihan tertentu. Pentingnya kedudukan dan peranan tersebut juga tidak selalu sama. Maka tak akan dapat dihindarkan bahwa masyarakat harus menyediakan beberapa macam sistem pembalasan jasa se¬bagai pendorong agar individu mau melaksanakan kewajiban-kewajibannya yang sesuai dengan posisinya dalam masyarakat. Balas jasa dapat berupa insentif di bidang ekonomis, estetis atau mungkin juga secara perlambang. Yang paling penting adalah hahwa individu-individu tersebut mendapat hak-hak, yang merupakan himpunan kewenangan-kewenangan untuk melakukan tindakan-tindakan atau untuk tidak berbuat sesuatu. Sering pula dijumpai hak-hak yang secara tidak langsung berhubungan dengan kedu¬dukan dan peranan seseorang.
Tak banyak individu yang dapat memenuhi persyaratan demikian, bah¬kan mungkin hanya segolongan kecil dalam masyarakat. Maka oleh sebab itu pada umumnya warga lapisan atas (upper-class) tidak terlalu banyak apabila dibandingkan dengan lapisan menengah (middle class) clan lapisan bawah (lower class). 







Jenis-Jenis/Macam-Macam Status Sosial & Stratifikasi Sosial Dalam Masyarakat - Sosiologi


                Definisi / pengertian dari status sosial, kelas sosial, stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial telah dijelaskan dalam artikel sebelumnya. Berikut di bawah ini adalah jenis-jenis atau macam-macam status sosial serta jenis / macam stratifikasi yang ada dalam masyarakat luas :
A. Macam-Macam / Jenis-Jenis Status Sosial
1. Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
2. Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
3. Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.
B. Macam-Macam / Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.
Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.






PERAN STRATIFIKASI SOSIAL DI DESA KAREHKEL




Keterangan Umum

Desa Karehkel merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Desa ini terdiri dari 13 RW, 36 RT, dan 4 dusun dengan luas daerah ± 520 hektar. Tanah di Desa Karehkel lebih didominasi oleh tanah kering dan persawahan. Karena kondisi tanah yang kering maka wilayah di desa Karehkel lebih cocok ditanami tanaman bayam dan kangkung.
Desa ini dinamakan Desa Karehkel karena pada zaman dahulu ditemukan seekor ikan yang bernama “Kehkel” ketika orang-orang sedang memancing. Selain itu, desa ini memiliki empat Kelompok Tani, diantaranya : Mitra Tani, Sugih Tani, Barokah Tani, dan Pandan Wangi. Akan tetapi dari keempat Kelompok Tani tersebut yang masih aktif adalah Kelompok Sugih Tani.




Mata Pencaharian Desa

Sebagian besar masyarakat Desa Karehkel bekerja sebagai petani. Profesi petani tersebut terdiri atas petani lahan dan petani tak berlahan. Hal ini terbukti dari banyaknya lahan pertanian yang ada di Desa Karehkel. Selain petani, mata pencaharian di Desa Karehkel terdiri dari PNS, Pedagang, dan Supir Angkot (Odong-odong). 


Kelembagaan Desa

NoData KelembagaanJumlah Penduduk
PerempuanLaki-laki
1Majelis Ta’lim350 orang70 orang
2PKK100 orang50 orang
3Karang Taruna5 orang10 orang




Sarana dan Prasarana


Dari segi sarana dan prasarana, Desa Karehkel sudah tergolong cukup baik. Terlihat dari banyak sarana kesehatan yang terdiri dari Puskesmas Pembantu dan Puskesdes. Puskesmas pembantu dibangun oleh pemerintah, dan buka atau memmberikan pelayanan setiap hari, sedangkan Puskesdes dibangun oleh pihak swasta dan buka atau memberikan pelayanan pada hari sabtu. Disamping itu, terdapat sarana transportasi yang terdiri dari angkot (± 70 unit) dan ojek (± 30 unit). Untuk prasarana pendidikan, desa ini memiliki satu bangunan Sekolah Dasar (SD) dan dua bangunan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Di Desa Karehkel juga terdapat Koperasi, yaitu Koperasi Pandan Wangi. Koperasi ini lebih banyak beranggotakan perempuan dibandingkan laki-laki.




PEMBAHASAN



Stratifikasi Sosial yang Terbentuk di Desa Karehkel



Untuk memudahkan klasifikasi masyarakat ke dalam lapisan atas, tengah dan bawah, berikut penjelasan dari masing – masing lapisan di Desa Karehkel :
  1. Lapisan atas merupakan anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi masyarakat di Desa Karehkel. Di Desa Karehkel orang yang dianggap mempunyai kekuasaan adalah Bapak Yunus (RW 04) dan Bapak Saefudin (RW 10). Hal ini dibuktikan dari hasil turun lapang berdasarkan wawancara dengan beberapa warga di Desa Karehkel. Menurut penuturan beberapa warga, seperti Ibu Emang, Doni, Ibu Samin, Ibu Ratna, Ibu Rina, Pak Sholeh, dll. Mereka sama-sama menyebutkan bahwa orang yang berpengaruh dan disegani di desa tersebut adalah Bapak Yunus di RW 04 dan Bapak Syaifudin di RW 10. Kedua orang tersebut mempunyai kesamaan  profesi yang bergerak dalam bidang keagamaan. Mereka dinilai mempunyai kekuasaan karena perkataan dan pendapat mereka yang mengacu kepada Al-Qur’an dan Hadits selalu didengar oleh warga. Selain itu, mereka juga ikut berperan dalam pengambilan keputusan suatu masalah yang terjadi di desa tersebut.
  2. Lapisan menengah merupakan anggota masyarakat yang mempunyai posisi sebagai ketua kelompok tani yang bernama Bapak Sholeh (Ketua Kelompok Sugih Tani). Hal ini dibuktikan dari hasil kunjungan dan wawancara kami secara langsung kepada Bapak Sholeh. Dari hasil wawancara, terlihat bahwa beliau memiliki akses informasi langsung terhadap pihak luar yaitu Mr. Huang dari Taiwan tentang sistem pertanian organik. Oleh karaena itu, beliau mempunyai kekuasaan dalam membina anggota kelompoknya. Selanjutnya, anggota kelompok tersebut akan menyebarkan informasi tentang penyuluhan kepada buruh tani.
  3. Lapisan bawah merupakan anggota masyarakat yang berprofesi sebagai buruh tani. Mereka tidak memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan secara langsung. Selain itu mereka tidak memiliki sumber daya yang cukup dan tidak mau menerapkan inovasi. Adapun alas an mereka tidak mau menerapkan inovasi pertanian organik karena sistem pertanian ini membutuhlkan modal yang sangat besar untuk pembelian net, perawatan yang sulit dan resiko kerugian yang ckup tinggi apabila mengalami gagal panen.

Dampak yang Terjadi Akibat Adanya Stratifikasi Sosial di Desa Karehkel

Stratifikasi yang terdapat pada Desa Karehkel menyebabkan adanya ketimpangan sosial diantara masing-masing lapisan. Hal ini terjadi karena penyebaran informasi mengenai inovasi tentang penerapan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan kurang merata. Lapisan atas yang merupakan pemuka agama tidak memiliki andil dalam menyampaikan informasi mengenai pertanian, karena lapisan ini tidak mempunyai kepentingan terhadap bidang pertanian. Sedangkan, lapisan tengah yang mendapat informasi tentang sistem pertanian berkelanjutan (sistem pertanian organik) dari pihak swasta, hanya menyebarkan ke sebagian wilayah Desa Karehkel. Namun, lapisan bawah yang mendapatkan informasi tersebut tetap menggunakan sistem pertanian konvensial dan tidak melakukan perubahan terhadap sistem pertaniannya. Akhirnya, mereka pun berusaha sendiri untuk memajukan dan mensejahterakan kehidupannya.




  Kesimpulan

Masyarakat Desa Karehkel terdiri dari tiga lapisan masyarakat, yaitu lapisan atas, lapisan menengah dan lapisan bawah. Pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan turun lapang kali ini adalah pendekatan objektif dengan menggunakan variabel kekuasaan sebagai tolak ukur untuk menentukan lapisan masyarakat. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa anggota masyarakat yang termasuk golongan atas adalah tokoh masyarakat (pemuka agama), sedangkan golongan menengah adalah ketua kelompok tani. Sementara itu, golongan bawah adalah buruh tani.
Adapun sistem stratifikasi lapisan masyarakat di Desa Karehkel bersifat terbuka atau disebut Achieved Status.Oleh karena itu tipe masyarakat di desa tersebut dikategorikan kedalam Tipe Demokratis. Peranan antar lapisan mengindikasikan adanya ketimpangan sosial. Hal ini disebabkan kurangnya kontribusi dari lapisan atas maupun lapisan menengah terhadap lapisan bawah. Lapisan atas tidak terlibat dalam membantu permasalahan di bidang ekonomi petani. Adapun lapisan menengah hanya berkontribusi dalam memberikan informasi mengenai inovasi pertanian kepada lapisan bawah.




Saran

Desa Karehkel merupakan daerah yang potensial untuk mengembangkan sumberdaya di bidang pertanian. Kesempatan ini harus dimanfaatkan oleh para petani, terutama kelompok tani yang sudah terbentuk untuk meningkatkan keterampilan dan hasil produksi pertanian. Di samping itu, buruh tani sebaiknya dapat memanfaatkan informasi yang didapatkan dari kelompok tani yang sudah memiliki pengetahuan yang cukup dalam bidang pertanian.. Hal ini dikarenakan kontribusi dari pihak luar (Taiwan dan IPB) sudah baik dalam memberikan bimbingan kepada kelompok tani di Desa Karehkel.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar